Mohawk
 adalah sejenis gaya rambut yang fenomenal, unik dan nyentrik karena 
sangat berbeda dengan penataan rambut pada umumnya. Gaya rambut ini pada
 umumnya memotong habis bagian sisi kiri dan kanan, kemudian menyisakan 
bagian tengahnya saja dari depan hingga kebelakang. Sekilas memang 
serupa dengan bentuk rambut kuda.Mohawk sering di kaitkan juga dengan 
gaya rambut penduduk di lembah Mohawk di bagian utara kota New York 
Amerika Utara. Sebelumnya pernah juga ditemukan juga gaya rambut 
berjenis Mohawk di Yunani yang menggambarkan Scythian (seorang pejuang 
olahraga) pada masa 600 tahun SM. Meski demikian gaya rambut Mohawk yang
 sekarang popular cenderung disebutkan berasal dari 
Amerika.(wikipedia)Keadaan tersebut mengacu pada popularitas Mohawk yang
 menjadi icon khas untuk para Punkers (komunitas punk) yang ada di 
dunia. Dimana diyakini bahwa asal mula kelahiran Punk ada di Amerika 
yang di pelopori oleh group band Ramones. Meskipun gaya rambut Ramones 
tidak bergaya Mohawk, tapi kehadirannya memang menjadi inspirasi dari 
band punk berikutnya. Seperti Blink182 The exploited dan sex pistol. 
Karakter musik punk bertempo cepat dengan beat-beat yang menghentak. 
Ramones memang yang pertama kali meramu jenis musik tersebut.Terlepas 
dari perkembangan musik yang di usung oleh kaum punkers, perkembangan 
Punk dilandasi oleh perkembangan subkultur yang terjadi karena adanya 
pergerakan-pergerakan sosial politik . Semua itu mengarah pada 
terjadinya heterognitas local, regional dan isolasionalisme. Berikutnya 
keadaan tersebut menumbuhkan kelompok minoritas yang terdiri dari 
keprihatinan, keputusasaan dan ketidak puasan dengan keadaan mayoritas 
di lingkungannya.Pada tahun 1970-an gerakan-gerakan kelompok minoritas 
merebak di Eropa dan Amerika Utara, seperti gerakan antirasisme, gay, 
dan feminisme. Dan komunitas punk merupakan salah satu jenis dari 
perkembangan subculture tersebut. Pada saat itu Fashion dan sekelumit 
gaya berprilaku punkers adalah sebagai suatu kecenderungan global yang 
mengarah pada pembentukan identitas dan pluralisme kebudayaan. Kemudian 
berkembang menjadi kelompok minoritas dengan idelogi dan pemahaman 
tentang pribadinya, yang lengkap dengan segala pengartian untuk setiap 
tindakan dan gaya hidupnya tersebut.Perkembangan punk di era 70an itu, 
erat kaitannya dengan ideologi DIY (Do It Yourself). Para penganut DIY 
ini cenderung anticonsumerism, dimana itu diartikan sebagai penolakan 
terhadap budaya hedonisme dan segala jenis penggunaan yang serba instan.
 Dalam penerapannya salah satu yang paling menonjol adalah menghindar 
dari segala upaya membeli pada kaum kapitalis, yang kemudian di gantikan
 dengan proses pembuatan dan penggunaan daya kreativitas. Itu semua 
dilakukan dengan bekerja secara kolektif.Bermunculannya komunitas 
kolektif tersebut berlaku juga pada system kolektifitas industri musik 
punk. Pada masa itu komunitas punk melakukan Parade/gigs aksi panggung 
yang biasanya dilakukan di gedung-gedung tidak terpakai dan 
lorong-lorong bawah tanah bekas pembangunan rel kereta api. Selanjutnya 
dari sana ada yang menyebutkan bahwa itulah asal mula istilah komunitas 
Underground. Meski demikian, penyebutan KomunitasUnderground tersebut 
lebih merujuk kepada filosofi tentang eksistensinya yang berada di bawah
 atau memisahkan diri dari budaya mainstream. Sehingga cenderung 
terisolasi atau memisahkan diri dari keadaan mayoritas disekitarnya. 
Walaupun pada kenyataannya memang masih berada dan tentu masih memiliki 
keterkaitan dengan keadaan mayoritas. Komunitas kolektif ini sesuai 
dengan idologi awalnya yaitu DIY. Dimana proses rekaman, publikasi dan 
pemasannya dilakukan secara kolektif. Dan sudah menjadi sebuah peraturan
 tersirat bahwa komunitas ini akan memisahkan diri dari produser dan 
segala jenis atribut mayor label.Analogi untuk mempermudah pemahamnnya, 
di Indonesia sebagai contoh industriindielabel sebagai komunitas 
kolektif akan memisahkan diri dan tidak akan melakukan kerjasama dalam 
bentuk apapun dengan mayor label. Dalam hal ini seperti Sonny record dan
 logzelebor akan di hindari oleh komunitas kolektif (khususnya 
punk).Keadaan tersebut bukanlah arogansi ataupun cara untuk menyaingi 
para Mayor label. Tindakan itu adalah upaya preventif terhadap 
eksploitasi group band yang akan menjadi bahan para pemegang dana (bisa 
disebut kaum kapitalis oleh punkers) untuk mengeruk keuntungan. 
Aplikasinya kemudian, komunitas ini bekerjasama dengan kolektif di 
daerah lain. Yang kemudian mengenal istilah distro sebagai media 
berjualan aksesoris, pakaian dan segala macam produk dari para kolektif 
yang dipasarkan kepada anggota kolektifnya. Keuntungan yang di dapat pun
 akan dikembalikan kepada anggota kolektif secara merata dengan nilai 
yang sesuai kontribusi yang telah diberikan.Seiring dengan 
perkembangannya, kini di Indonesia khususnya, Ditro yang semula sarana 
komunitas kolektif telah beralih fungsinya. Distro tersebut kini telah 
menjadi ajang bisnis yang dikelola perorangan atau perusahaan yang 
peruntukan keuntungannya tidak di bagikan kepada komunitas kolektif 
lagi.Demikin juga dengan punkers yang banyak beredar. Mereka cenderung 
melakukan hal hal instan seperti mengamen untuk memenuhi kebutuhan 
sehari-harinya. Ini tentu sangat jauh dngan ideologi semula yang 
menganut DIY.Demikian pula dengan band-band yang telah terkenal di 
kalangan kolektif, banyak juga yang pada akhirnya di sposori dan di 
rekrut oleh pihak mayor label. Superman is Dead dari Bali sebagai 
contohnya, kemudian Burgerkil yang telah di rekrut oleh Sonny record. 
Selain itu ada juga drummer group band Puppen (band Underground paforit 
saya sebelum bubar) yang menjadi penyanyi solo yaitu Marchel.Keadaan ini
 rasanya cukup normal dan tidak bisa disalahkan. Karena situasi dan 
kondisnya yang berada dalam kehidupan akan senantiasa terjadi perubahan.
 Namun demikian saya percaya diluar sana masih ada komunitas kolektif 
punk dengan rambut Mohawk-nya yang masih menjalani ideologi DIY secara 
konsisten.
Related Articles :
 
 
 Postingan
Postingan
 
 
 












 
 
 
.jpg) 

0 Komentar:
Posting Komentar